Harga Kayu Mahal - Atap Baja Ringan Jadi Pilihan
Biaya membangun rumah tinggal di daerah perkotaan semakin mahal. Hal ini disebabkan oleh harga lahan peruntukan rumah semakin melambung yang diikuti oleh harga-harga bahan material yang terus merengkak, dan tidak ketinggalan pula upah pekerja bangunan juga semakin mahal.
Harga kayu sebrang seperi kayu kamper sudah sudah tak terjangkau lagi oleh masyarakat berkantong tipis. Kayu sebrang yang kelasnya lebih rendah, dulu lebih dikenal kayu borneo sudah langka dan sekalipun ada harganya mahal juga, kayu kampung juga ikut-ikutan naik.
Sekarang kebanyakan orang yang membangun, bahan rangka atap beralih menggunakan atap baja ringan. Ini tepat sekali, sebab dari pada menggunakan kayu kampung yang harganya juga mahal tetapi tidak tahan hama kayu seperti rayap dan bubuk, maka lebih bijaksana menggunakan atap baja ringan, walaupun harganya sedikit lebih tinggi. Tetapi walaupun begitu kalau dihitung secara keseluruhan manjadi lebih murah, sebab atap baja ringan jauh tahan lebih lama daripada menggunakan kayu.
Selain itu ada beberapa kelebihan atap baja ringan yang paling unggul yaitu ringan, mengurangi beban body bangunan, serta anti kebakaran jika terjadi hubungan pendek listrik di ruang atap, asalkan bahan material plapond menggunakan besi holo dan tutup plapond menggunakan bahan semen seperti eternit jabesmen, GRC, atau accoustic.
Penggunaan kayu hanya sebatas kusen pintu dan jendela, itu pun bisa menggunakan kusen Aluminium. Kini kusen pintu, kusen jendela, daun pintudan daun jendela bisa menggunakan bahan tersebut. Jadi, untuk bangunan jaman sekarang, sebuah rumah bisa full tidak menggunakan bahan kayu kalau mau, semua diganti dengan bahan metal.
Teknologi semakin canggih, bahan-bahan material bangunan semakin modern dan beraneka ragam, oleh karena itu para arsitek jangan sampai ketinggalan kereta mengikuti perkembangan teknologi material, alat-alat perlengkapan dan aksesoris bangunan.Dengan berkurangnya penggunaan kayu mudah-mudahan akan mengurangi pembalakan liar hutan.
Biaya membangun rumah tinggal di daerah perkotaan semakin mahal. Hal ini disebabkan oleh harga lahan peruntukan rumah semakin melambung yang diikuti oleh harga-harga bahan material yang terus merengkak, dan tidak ketinggalan pula upah pekerja bangunan juga semakin mahal.
Harga kayu sebrang seperi kayu kamper sudah sudah tak terjangkau lagi oleh masyarakat berkantong tipis. Kayu sebrang yang kelasnya lebih rendah, dulu lebih dikenal kayu borneo sudah langka dan sekalipun ada harganya mahal juga, kayu kampung juga ikut-ikutan naik.
Sekarang kebanyakan orang yang membangun, bahan rangka atap beralih menggunakan atap baja ringan. Ini tepat sekali, sebab dari pada menggunakan kayu kampung yang harganya juga mahal tetapi tidak tahan hama kayu seperti rayap dan bubuk, maka lebih bijaksana menggunakan atap baja ringan, walaupun harganya sedikit lebih tinggi. Tetapi walaupun begitu kalau dihitung secara keseluruhan manjadi lebih murah, sebab atap baja ringan jauh tahan lebih lama daripada menggunakan kayu.
Selain itu ada beberapa kelebihan atap baja ringan yang paling unggul yaitu ringan, mengurangi beban body bangunan, serta anti kebakaran jika terjadi hubungan pendek listrik di ruang atap, asalkan bahan material plapond menggunakan besi holo dan tutup plapond menggunakan bahan semen seperti eternit jabesmen, GRC, atau accoustic.
Penggunaan kayu hanya sebatas kusen pintu dan jendela, itu pun bisa menggunakan kusen Aluminium. Kini kusen pintu, kusen jendela, daun pintudan daun jendela bisa menggunakan bahan tersebut. Jadi, untuk bangunan jaman sekarang, sebuah rumah bisa full tidak menggunakan bahan kayu kalau mau, semua diganti dengan bahan metal.
Teknologi semakin canggih, bahan-bahan material bangunan semakin modern dan beraneka ragam, oleh karena itu para arsitek jangan sampai ketinggalan kereta mengikuti perkembangan teknologi material, alat-alat perlengkapan dan aksesoris bangunan.Dengan berkurangnya penggunaan kayu mudah-mudahan akan mengurangi pembalakan liar hutan.
0 comments:
Post a Comment